Dengan menerapkan protokol kesehatan, kegiatan ziarah ditandai dengan pelaksanaan mengheningkan cipta kepada arwah para pahlawan, peletakan karangan bunga serta tabur bunga di pusara para pahlawan.
Seusai upacara, Fatoni mengajak kepada semua masyarakat Sulut untuk menghayati jasa para pahlawan yang telah berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan bangsa ini.
“Dalam setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan ini maka setiap tahun pula kita bisa mengambil hikmah dan mengambil semangat,” ujarnya.
Lanjut Fatoni, semangat kemerdekaan dari para pahlawan sangat relevan diteladani dan diimplementasikan di masa sekarang.
“Untuk generasi saat ini kita perlu meniru semangat para pahlawan yaitu semangat berjuang,” tandasnya.
Diketahui, pada peringatan hari pahlawan tahun ini, Presiden Joko Widodo menyematkan gelar pahlawan nasional kepada Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu. Arnold Mononutu menjadi pahlawan nasional ke-10 asal Sulut.
Arnoldus Mononutu (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 4 Desember 1896 – meninggal di Jakarta, 5 September 1983 pada umur 86 tahun) adalah mantan Menteri Penerangan dan Duta Besar Indonesia pertama untuk Tiongkok. Selain itu ia pernah menjadi anggota Majelis Konstituante dan Rektor Universitas Hasanuddin.
Terkait penyematan gelar pahlawan nasional untuk Arnold Mononutu, Fatoni menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah memberikan gelar pahlawan kepada salah satu tokoh dari Bumi Nyiur Melambai.
“Ini merupakan suatu kebanggaan dan menjadi semangat bagi masyarakat Sulut untuk terus berjuang dalam mengisi kemerdekaan di Republik Indonesia,” katanya.
Nampak juga hadir dalam upacara tersebut jajaran Forkopimda Sulut, Sekdaprov Sulut Edwin Silangen serta jajaran pejabat di lingkup pemprov Sulut.
(*/alfa jobel)