Notification

×

IRT di Manado ini Berhasil Membangun Usaha Dengan Modal Rp100 Ribu

31 Oktober 2024 | Oktober 31, 2024 WIB Last Updated 2024-10-31T15:40:52Z

Produk sambal roa dari UMKM Lyvia Nusa Boga (Foto indinews/Subhan)


MANADO, indinews.id - Suriana, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Manado berhasil membangun usaha dengan hanya bermodalkan uang Rp100 ribu saja. Pemilik UMKM Lyvia Nusa Boga ini mengaku sebagai seorang IRT tentunya ingin punya pendapatan sendiri meski modal yang bisa dikatakan minim.


Wanita yang akrab disapa Yana ini memulai usahanya pada 2013 silam. Waktu itu baru 2 jenis produk yang dibuatnya sendiri yakni Sambal Roa dan Abon Tuna.


Seiring berjalannya waktu permintaan terus meningkat membuat dirinya kewalahan. Dia kemudian merekrut seorang karyawan, ia juga membuat inovasi beberapa produk masakan daerah.


"Kita inovatif beberapa produk, mulai dari sambal yang sekarang sudah ada sembilan macam. Kita mengangkat masakan daerah yang kita bikin jadi makanan olahan, kebanyakan produk kita adalah olahan dari ikan," kata Ibu 2 anak ini, Kamis (30/10/2024).


Selain itu, ia juga terus berinovasi dengan membuat beberapa makanan olahan seperti abon, makanan ringan dan lainnya. Untuk varian abon, Lyvia Nusa Boga menawarkan varian Abon Tuna Kelapa, Abon Cakalang, Abon Ikan Tuna, Abon Tuna Rumput Laut dan Abon Roa Kelapa. 


Sementara untuk varian sambal, terdapat berbagai pilihan di antaranya, Sambal Woku, Sambal Roa, Sambal Rintek Wuuk, hingga Sambal Tinoransak. Tak hanya itu, ada juga ragam camilan yang ditawarkan seperti, Pisang Tore dan Klappy Cookies. 


"Kita peluangnya masih besar, masih belum banyak varian rasa di Manado itu untuk sambal, masih sambal roa, sambal cakalang, nah akhirnya kita buat masakan daerah yang kita angkat jadi sambal kayak sambal cakalang woku blanga, sambal cakalang bumbu RW dan masih banyak lagi varian rasanya," tuturnya.


Usaha dari Yana ini sempat mengalami pasang surut, terutama saat Pandemi Covid-19. Dia sempat beralih ke usaha makanan jadi demi bertahan hidup dan mempertahankan karyawannya agar tetap dipekerjakan dan tidak menganggur.


"Kita tetap konsisten, tapi yang paling berasa itu waktu pandemi, banyak toko tutup, banyak barang-barang retur, waktu itu kita buat makanan jadi supaya karyawan itu tetap kita pekerjakan, dia tidak menganggur makanya kita bikin kayak jual nasi goreng, ketoprak, karena waktu itu makanan olahan tidak bisa terjual," ujarnya.


Kini, dengan aneka varian yang ditawarkan , Suriana bisa memperoleh omzet Rp25 juta sampai Rp35 juta sebulan. Harga produk yang dijualnya bervariasi, mulai dari, harga termurah Rp35 ribu hingga yang termahal, Rp150 ribu.


Produk dari UMKM Binaan Pertamina ini tersedia di beberapa toko retail moderen di Manado, toko-toko lokal serta reseller di berbagai kota di Indonesia.


(han)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close