Notification

×

Menekraf dan PHRI Bahas Kolaborasi Strategis untuk Dorong Ekonomi Kreatif dan Pariwisata

9 Januari 2025 | Januari 09, 2025 WIB Last Updated 2025-01-09T10:58:22Z

 

Menekraf dan Wamenekraf beraudiensi dengan PHRI tentang irisan sektor ekraf dengan hotel dan restoran. Foto: humas kemenekraf

jakarta, indinews.id - Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, bersama jajaran Kemenekraf, menerima audiensi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Pertemuan ini membahas potensi kolaborasi strategis dalam pengembangan collaborative events dan pemanfaatan produk ekonomi kreatif (ekraf) untuk mendukung industri perhotelan dan restoran.

Menekraf Riefky menegaskan bahwa sinergi antara sektor ekraf dan pariwisata memiliki dampak besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. “Ekonomi kreatif dapat menjadi mesin pertumbuhan nasional yang berbasis pada potensi lokal. Ke depan, 17 subsektor ekraf harus terus diberi stimulus agar ekonomi kreatif di daerah semakin bergerak,” ujar Riefky saat audiensi di Gedung Sapta Pesona.


Selain itu Wamenekraf/Wakabekraf Irene Umar menyampaikan gagasan untuk memperluas penggunaan produk ekraf dalam operasional hotel dan restoran, seperti amenities, hiburan, hingga aktivasi program bersama. "Potensi kolaborasi ini memungkinkan ekraf masuk ke jaringan pemasaran hotel dan restoran dengan mengangkat IP lokal," kata Irene.

Irene juga mengungkapkan, Kemenekraf melalui program Re(Kreasi) Lokal telah memulai inisiatif ini di beberapa hotel grup Artotel yang terafiliasi dengan PHRI. Program tersebut menyediakan fasilitas konsol gim lokal, kuliner khas daerah, hingga pojok bacaan yang menghadirkan konten ekraf lokal.


Sementara Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani, menyambut positif peluang kolaborasi tersebut. Menurutnya, keterkaitan antara industri kreatif dan pariwisata dapat memberikan nilai tambah signifikan. "Kami berharap kolaborasi ini bisa diwujudkan dalam penyelenggaraan festival budaya, musik, atau seni yang terintegrasi dengan jaringan hotel dan restoran di Indonesia," ujar Hariyadi.

Ia juga menekankan pentingnya digitalisasi untuk melindungi kekayaan intelektual (IP) lokal sekaligus memperluas cakupan ekosistem ekraf. “Proteksi terhadap IP lokal sangat penting agar ekonomi kreatif Indonesia dapat terus bersaing di pasar global,” jelasnya

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close