 |
| Poluan, S.H., M.Kn., C.L.A, Kuasa hukum Suara Elektro. Foto: Ist |
Manado, indinews.id – Mahkamah Agung resmi menguatkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Manado dan Pengadilan Tinggi (PT) Manado dalam perkara sengketa lahan yang melibatkan Suara Elektro. Putusan ini sekaligus memastikan kemenangan Suara Elektro dalam menghadapi gugatan yang disebut penuh rekayasa.
Kuasa hukum Suara Elektro, Ralph Poluan, S.H., M.Kn., C.L.A., menegaskan bahwa gugatan dari pihak penggugat sejak awal sudah tidak jelas dan kabur (obscur libel). "Sejak di Pengadilan Negeri, Banding di Pengadilan Tinggi, hingga Kasasi di Mahkamah Agung, Penggugat tidak pernah menang. Ini membuktikan bahwa gugatan tersebut mengada-ada," tegas Ralph.
Lebih lanjut, Ralph menyebut bahwa gugatan ini ditunggangi oleh dugaan mafia tanah di Manado, yakni Agus Abidin alias Agus Elektrik. Ia mengklaim memiliki bukti berupa rekaman suara yang menunjukkan bahwa Agus meminta miliaran rupiah dari kliennya agar mau mencabut gugatan.
"Kami punya rekaman suara di mana dia mengirimkan nomor rekening pribadinya melalui WhatsApp, meminta sejumlah uang agar mundur dari kasus ini. Padahal, dia tidak memiliki hubungan hukum dengan ahli waris," ungkap Ralph.
Ralph juga menyoroti dampak buruk praktik mafia tanah terhadap iklim investasi di Sulawesi Utara, khususnya di Kota Manado. Menurutnya, beberapa investor yang menjadi kliennya mulai enggan berinvestasi di daerah ini akibat seringnya kasus sengketa tanah yang tidak jelas.
"Banyak aset mereka tiba-tiba digugat hanya dengan secarik kertas. Ini merusak nama baik Manado dan Sulawesi Utara secara keseluruhan," tambahnya.
Menariknya, Ralph juga mengungkap bahwa Agus Abidin pernah berjanji akan memotong jarinya jika kalah di Mahkamah Agung. Dengan putusan final ini, publik kini menunggu apakah janji tersebut akan ditepati.
Dengan kemenangan Suara Elektro di semua tingkat pengadilan, kasus ini menjadi bukti bahwa perlawanan terhadap mafia tanah harus terus digencarkan demi kepastian hukum dan keamanan investasi di Indonesia.
